Pengertian dan Fungsi Swap Pada Linux

Sebagai pengguna Linux, tentu kalian tidak asing dengan nama nya Swap. Iya kan? Disini saya akan menjelaskan apa itu Swap agar kalian yang belum tahu bisa lebih tahu. Pentingkah membuat Swap saat menginstall Linux? Benarkah Swap harus berukuran dua kali besar ram kita ? Langsung saja kita bahas sama-sama…



Kita mulai dari pengertian Swap dahulu.
Swap adalah sebuah ruang pada harddisk yang dijadikan ruang virtual memory yang digunakan ketika komputer/laptop membutuhkan lebih banyak memory. Dalam artian partisi dengan filesystem Swap ini bekerja sebagai cadangan , apabila RAM yang digunakan penuh. Jadi intinya gini, Swap ini akan memberikan bantuan jika RAM yang kita pakai kehabisan ruang kosong.
Swap akan sangat berguna untuk komputer yang memiliki RAM berkapasitas minim. Fungsi ini mirip dengan fitur paging files pada OS Windows. Swap juga digunakan untuk menyimpan data-data yang jarang digunakan di RAM.

Lalu berapa ukuran ideal Swap pada Linux ?
Ada orang yang mengatakan wajib ukurannya dua kali ukuran RAM. Tapi sebenarnya tidak seperti itu, kita bebas menentukan berapa ukuran Swap pada Linux.Memang pada umumnya ukuran Swap adalah dua kali ram. Namun itu hanya berlaku untuk yang memiliki kapasitas ram kecil. Misal RAM 256MB maka swapnya adalah 512MB, Jika ukuran RAM 512 maka Swapnya buat kurang lebih 1GB .
Tapi ukuran 2x RAM ini sebenar nya tidak mengikat. Tergantung kebutuhan kalian juga untuk apa, Kalau memang banyak aplikasi yang terinstall dan dijalankan, tentu akan membutuhkan swap lebih banyak daripada penggunaan Linux yang cuma biasa biasa aja. 

Untuk yang RAM sudah mencukupi, perlukah untuk di swap?
Itu tergantung selera kalian. Tapi untuk saya pribadi, kalaupun memang RAM nya sudah lumayan mencukupi, buat saja Swap dengan ukuran 1 atau 2 GB biar lebih hemat HDD.

Swap sendiri bisa berbentuk partisi maupun file.
·         Nah yang pertama menggunakan partisi ini swap nya berbeda partisi dari sistem. Kelebihannya, kita cuma butuh satu partisi swap meski ingin menginstall banyak distro linux. Misalnya kita buat dual boot Debian dan Ubuntu, kita cuma membutuhkan satu partisi swap saja.
·         Kedua adalah swap file. Swap file ini dibuat menyatu dengan file system. Kelebihannya, ukuran swap ini lebih fleksibel alias bisa dirubah-rubah. Jadi yang terbiasa merubah kapasitas swap cocok memakai swap file, tapi kekurangannya, swap file ini hanya milik sistem yang berjalan pada saat itu. Jadi swap file di Ubuntu tentu tidak akan terbaca saat kalian boot ke Debian.

Sebenarnya Swap sendiri tidak diwajibkan saat menginstall linux, tapi sangat dianjurkan agar linux bisa berjalan dengan nyaman dan lancar. 

Previous
Next Post »

3 komentar

Click here for komentar